Senin, 03 Maret 2014

Kelas-Kelas TCP/IP

Network ID dan Host ID
Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal : network ID (identitas jaringan ) dan Host ID (identitas Host dalam jaringan tersebut ) dari suatu IP address.
a. Kelas A
Karakteristik :
Byte pertama : 0 – 127
Jumlah : 126 Kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP :1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP : 16.777.214 IP address pada tiap kelas A

IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
Cara membaca IP address kelas A misalnya 113.46.5.6 ialah :
Network ID = 113
Host ID = 46 . 5 . 6
Sehingga IP address diatas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.
Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat menampung sekitar 16 juta host.


b. Kelas B
Karakteristik :
Byte pertama : 128 – 191
Jumlah : 16.384 Kelas B
Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP : 65.532 IP address pada tiap kelas B

IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar.
Cara membaca IP address kelas B, misalnya 132.92.121.1 ialah :
Network ID = 132.92
Host ID = 121 . 1
Sehingga IP address diatas berarti host nomor 121 . 1 pada network nomor 132 . 92
Dengan panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini dapat menampung sekitar 65000 host.

Kelas C
Karakteristik :
Byte pertama : 192 – 223
Jumlah : 2.097.152 Kelas C
Range IP : 192 .0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP : 254 IP address pada tiap kelas C

IP address kelas C awalnya digunakan untuk jarigan berukuran kecil (misalnya LAN). Tiga bit pertama dari IP address kelas C selalu berisi 111. bersama 21bit berikutnya, anka ini membentuk network ID 2 bit. Host-ID ialah 8 bit terakhir.
Dengan konfigurasi ini bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan masing-masing network memilki 256 IP address.

Kelas D
Karakteristik :
Byte inisial : 224 – 247
Deskripsi : Kelas D adalah ruang alamat multicast (RFC 1112)

IP address kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D di set 1110. Bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal network bit dan host bit.
Kelas E
Karakteristik :
Byte inisial : 248 – 255
Deskripsi : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan ekperimental

IP address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini diset 1111.
Aturan Dasar Pemilihan Network ID dan Host ID
· Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 tidak dapat digunakan karena ia secara default digunakan untuk keperluan loopback.
· Network ID dan Host ID tidak boleh sama dengan 255 (seluruh bit di set 1)
Seluruh bit dari network ID dan Host ID tidak boleh semuanya di set 1. Jika hal ini dilakukan, network ID atau Host ID tersebut akan diartikan sebagai alamat broadcast.
· Network ID dan Host ID tidak boleh 0 (nol)
Network ID dan Host ID tidak boleh semua bitnya 0 (nol). IP address dengan Host ID 0 diartikan sebagai alamat network.
· Host ID harus unik dalam satu network
Dalam satu network, tidak boleh ada dua host yang memiliki Host ID yang sama.
Subnetting
Subnet mask ialah angka biner 32 bit yang digunakan untuk :
· Membedakan network ID dan Host ID
· Menunjukkan letak suatu Host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar
Subnet mask untuk tiap kelas IP address
Kelas IP Bit Subnet Mask Subnet dalam
Address Decimal
A 11111111.00000000.00000000.00000000 255.0.0.0
B 11111111.11111111.00000000.00000000 255.255.0.0
C 11111111.11111111.11111111.00000000 255.255.255.0

Sebagai contoh, misal di kelas B network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.224.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. maka dapat di hitung dengan rumus 256-224=32. maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah kelipatan 32, 64, 128, 160, dan 192. Dengan demikian kelompok IP address yang dapat dipakai adalah:
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Atau akan lebih mudah dengan suatu perumusan baik dalam menentukan subnet maupun jumlah host persubnet.Jumlah subnet = 2n-2, n = jumlah bit yang terselubung.
Jumlah host persubnet = 2N-2, N = jumlah bit tidak terselubung
Sebagai contoh, misalnya suatu subnet memiliki network address 193.20.32.0 dengan subnet mask 255.255.255.224. Maka:
Jumlah subnet adalah 6, karena dari network address 193.20.32.0 dengan memperhatikan angka dari oktet pertama yaitu 193, maka dapat di ketahui berada pada kelas C. dengan memperhatikan subnetmask 255.255.255.224 atau 11111111.11111111.11111111. 11100000 dapat diketahui bahwa tiga bit host ID diselubung, sehingga didapat n = 3 dan didapat:jumlah subnet = 23-2 = 6.
Sedangkan untuk jumlah host persubnet adalah 30, ini didapat dari 5 bit yang tidak terselubung, maka N = 5 dan akan didapat: jumlah host per subnet = 25-2 = 30.
Bit terselubung adalah bit yang di wakili oleh angka 1 sedangkan bit tidak terselubung adalah bit yang di wakili dengan angka 0.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar